Pendahuluan: AI Bertemu Robotika Canggih
Kecerdasan Buatan (AI) bukan lagi sekadar konsep masa depan—ini mengubah robotika di berbagai industri. Universal Robots, unit Teradyne Robotics, berada di garis depan integrasi AI ke dalam robot kolaboratif (cobots) dan robot mobile otonom (AMRs), mengubah pabrik dan gudang tradisional menjadi tempat kerja yang adaptif dan cerdas. Berbeda dengan otomatisasi konvensional yang unggul dalam tugas berulang volume tinggi, robotika bertenaga AI kini dapat menangani alur kerja kompleks yang berfokus pada manusia dengan fleksibilitas dan presisi.
Tantangan Fleksibilitas dalam Robotika
Selama beberapa dekade, otomatisasi industri unggul dalam produksi berulang dengan volume tinggi. Namun, tugas dengan variasi—siklus hidup produk pendek, operasi berfokus pada manusia, dan pekerjaan pick-and-place yang kompleks—masih dilakukan secara manual. Anders Beck, VP Teknologi di Universal Robots, menekankan bahwa AI adalah kunci untuk mengatasi hambatan fleksibilitas ini. Dengan menggabungkan AI dengan visi, sensor gaya, dan pemrosesan waktu nyata, robot kini dapat beradaptasi secara dinamis dengan objek dan alur kerja baru, secara drastis memperluas potensi otomatisasi di luar batas tradisional.
Universal Robots dan Mirror: Pendekatan yang Saling Melengkapi
Cobots Universal Robots dan AMRs Mirror memenuhi kebutuhan industri yang berbeda sambil berbagi tujuan yang sama: otomatisasi yang mudah diakses dan dapat disesuaikan. Cobots ringan, kolaboratif, dan aman untuk interaksi manusia di ruang terbatas, sementara AMRs menavigasi gudang secara otonom, menyesuaikan jalur dan tugas secara dinamis. Bersama-sama, mereka memungkinkan produsen mengintegrasikan otomatisasi ke dalam alur kerja yang ada dengan mulus, menangani operasi yang sebelumnya dianggap terlalu kompleks atau variabel untuk diotomatisasi.
Penerapan Dunia Nyata: AI dalam Aksi
Sistem bertenaga AI sudah beroperasi di lingkungan produksi. Mirror pallet jack, sistem palet AI pertama di dunia, dapat menangani berbagai palet secara real time, bahkan dengan beban yang rusak atau tidak teratur. Demikian pula, platform AI Universal Robots memungkinkan operasi gudang seperti pusat pemenuhan Ocado untuk meningkatkan otomatisasi untuk ratusan SKU. Penerapan ini menunjukkan bahwa AI tidak lagi terbatas pada laboratorium R&D—sekarang memungkinkan solusi praktis dan skalabel di berbagai industri.
AI Low-Code: Mendemokratisasi Robotika
Era robotika yang didorong oleh AI sangat terkait dengan platform low-code dan no-code. Platform ini memungkinkan operator untuk memprogram tugas robotik yang kompleks tanpa keahlian coding khusus, mempercepat penerapan dan inovasi. AI generatif, model visi-bahasa-aksi, dan pembelajaran penguatan kini menerjemahkan perintah bahasa alami menjadi tindakan robotik waktu nyata, memungkinkan bahkan produsen kecil memanfaatkan otomatisasi canggih tanpa keahlian luas.
Transformasi Tenaga Kerja dan Kolaborasi Manusia-Robot
Kekurangan tenaga kerja dan perubahan demografis mendorong kebutuhan kolaborasi manusia-robot. Cobots bukan pengganti tetapi perpanjangan kemampuan manusia, meningkatkan produktivitas dan keselamatan. Beck menyoroti bahwa manufaktur modern akan membutuhkan pekerja yang terampil dalam pengoperasian dan pemrograman robot. Sama seperti ahli bedah yang mengadopsi robotika untuk tugas presisi, operator pabrik harus menerima sistem kolaboratif sebagai alat integral untuk produksi dengan variasi tinggi dan volume rendah.
Physical AI: Perbatasan Berikutnya
Physical AI mewakili perpaduan antara generative AI, sistem visi, dan perangkat keras robotika. Robot yang dilengkapi dengan physical AI dapat belajar, beradaptasi, dan melaksanakan tugas di lingkungan yang dinamis. Teknologi ini memungkinkan manufaktur dengan variasi tinggi dan volume rendah untuk berkembang secara efisien. Platform Edge AI, yang didukung oleh arsitektur ARM dan NVIDIA Jetson Orin, membawa kecerdasan waktu nyata ke setiap sendi robot, memungkinkan otomasi yang prediktif, adaptif, dan sangat responsif.
Tantangan dan Peluang Industri
Otomasi industri tradisional sedang mencapai titik jenuh. Produksi dengan variasi tinggi dan volume rendah menuntut fleksibilitas, pemrograman ulang cepat, dan integrasi AI yang kuat. Dengan platform Universal Robots, produsen dapat mengonfigurasi ulang operasi tanpa merombak seluruh lini produksi. AI mempercepat pembelajaran dan adaptasi, sementara edge computing memastikan kinerja waktu nyata. Gelombang inovasi robotika berikutnya akan fokus pada keandalan, keselamatan, dan penerapan yang dapat diskalakan, menjembatani kesenjangan antara inovasi laboratorium dan implementasi pabrik.
Melihat ke Depan: Humanoid dan Lainnya
Sementara robot humanoid menarik imajinasi, Beck berpendapat bahwa fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi lebih penting daripada bentuk yang menyerupai manusia dalam sebagian besar konteks industri. Cobots, AMRs, dan platform robotik khusus memberikan efisiensi dan keselamatan yang unggul untuk lingkungan produksi. Physical AI akan terus berkembang, memungkinkan robot menangani tugas kompleks dengan pengawasan manusia yang minimal. Industri harus fokus pada keselamatan, ketangkasan, dan perilaku AI yang dapat diprediksi untuk membuka potensi penuh robotika dalam operasi sehari-hari.
Hambatan untuk Adopsi dan Peran Teknologi
Hambatan utama dalam adopsi robotika secara luas adalah kekurangan ahli robotika yang terampil. Beck menekankan bahwa mendemokratisasi akses melalui perangkat lunak, AI, dan platform low-code sangat penting. Dengan menanamkan kecerdasan langsung ke dalam sistem robotik dan menyederhanakan pemrograman, Universal Robots mengurangi ketergantungan pada personel khusus, memungkinkan adopsi lebih cepat, biaya lebih rendah, dan kinerja yang andal di berbagai lingkungan industri.
Kesimpulan
Revolusi Physical AI sedang mendefinisikan ulang otomasi industri. Universal Robots menunjukkan bagaimana AI, robot kolaboratif, edge computing, dan platform low-code dapat mengubah operasi yang memerlukan tenaga kerja intensif menjadi lingkungan yang adaptif dan cerdas. Bagi para produsen, mengadopsi teknologi ini bukan hanya sebuah peluang—melainkan kebutuhan untuk tetap kompetitif dalam lanskap otomasi yang berkembang pesat.
